6 Filosofi Jepang untuk Hidup Lebih Bermakna

Aku sering mendengar cerita dari temanku yang sedang menempuh pendidikannya di Jepang. Kesimpulan yang kuambil adalah Jepang tuh teratur. Orangnya nggak suka menyerobot antrian. Rapilah pokoknya. Kupikir, mereka pasti punya filosofi Jepang yang bisa kita tiru untuk hidup yang lebih bermakna.

Filosofi Jepang yang Layak Kita Tiru

1. Ikigai

Aku pernah membaca sebuah novel. Judulnya Ikigai. Saat membacanya, aku nggak “ngeh” kalau ternyata itu adalah sebuah filosofi dari Negeri Sakura.

Filosofi ini tuh berhubungan sama alasan kita untuk bangun di pagi hari. Dengan begitu, kita akan belajar bagaimana menemukan tujuan dalam hidup kita.

Di mana tujuan hidup ini sangat penting. Kalau boleh kubilang, tujuan hiduplah yang bikin hidup jadi lebih bermakna dan terarah. Ibaratnya, kita bakal punya kompas saat kita sedang kehilangan arah.

2. Soshin

Filosofi asal Gunung Fuji yang kedua mengajarkan kita agar memiliki pemikiran seorang pemula. Gimana sih seorang pemula itu berpikir?

Pemula tuh akan senantiasa terbuka dan menerima semua informasi baru. Dia nggak akan merasa tahu tentang segala hal.

Filosofi ini tuh akan membuat kita bisa mengambil pembelajaran dari semua orang di setiap waktu dan tempat. Nggak perduli orang itu sudah kita kenal sebelumnya atau nggak.

3. Filosofi Kaizen

Selanjutnya, kita perlu belajar bahwa perubahan dalam hidup tuh bisa kita lakukan dengan melakukan perbaikan-perbaikan secara konsisten. Hal ini bisa kita pelajari dalam filosofi Kaizen.

Perbaikan yang dimaksud adalah perubahan-perubahan kecil yang kita lakukan secara bertahap setiap harinya. Selain itu, kita juga akan selalu menghargai setiap prosesnya.

4. Wabi Sabi

Filosofi Jepang selanjutnya adalah Wabi Sabi. Kita akan belajar untuk melihat keindahan dan ketenangan dalam kesederhanaan atau kenggak-sempurnaan.

Melalui filosofi ini, alih-alih menyesali sesuatu yang nggak kita terima. Kita akan lebih fokus pada keberkahan atas apa yang kita miliki. Karena sesuatu yang nggak ada di kita tuh bukan lagi kuasa kita ya.

5. Kintsugi

Ada yang beranggapan bahwa benda yang sudah retak tuh akan susah untuk kembali seperti semula. Dia jadi berkurang nilainya. Mungkin kita akan membuangnya.

Padahal sebenarnya, kita masih bisa mengusahakan benda yang retak itu untuk lebih bernilai. Dan filosofi Kintsugi ini mengajarkan hal tersebut. Memperbaiki benda yang pecah atau retak dan menyambungnya dengan emas.

Dalam artian, kita akan menerima retakan dalam hidup di masa lalu. Menambalnya agar lebih bermakna untuk meningkatkan hidup kita di masa depan.

6. Oubaitori

Terakhir ada filosofi Oubaitori. Hal yang menjadi acuan dalam filosofi ini tuh adalah empat karakter huruf kanji, yaitu buah ceri, plum, persik dan apricot. Di mana keempat buah ini tuh menggambarkan perbedaan cara berkembang setiap pohon.

Jadi, kita akan mengetahui bahwa setiap orang punya keistimewaan masing-masing. Daripada sibuk membandingkan diri dengan orang lain. Mending kita banyakin saja rasa syukur. Karena kita tuh punya keistimewaan yang nggak dimiliki oleh orang lain. Begitu pula sebaliknya.

Tuh kan! Filosofi Jepang tuh emang bikin gaya hidup kita lebih bermakna banget. Mau itu Ikigai, Soshin, Kaizen, Wabi Sabi, Kintsugi dan Oubaitori. Pantas sih ya kalau orang Jepang tuh suka lebih fokus sama diri sendiri. Mengembangkan diri, bekerja sampai mereka bisa lho baca buku saat sedang menunggu kereta. Aku pikir mereka tuh keren banget sih. Yuklah kita tiru yang baik-baiknya!

Tinggalkan komentar