Smart Bisnis – Generasi milenial adalah generasi yang terlahir pada tahun 1980 – 2000 an. Sehingga, usia mereka berada pada rentang 17-37 tahun. Maka, nggak heran jika generasi ini dekat sekali dengan kemajuan teknologi.
Tapi, masalahnya adalah para generasi milenial bukan hanya bertemu pada kemudahan berteknologi saja. Anak milenial juga menemui berbagai masalah keuangan.
Gimana nggak begitu? Ajakan nongkrong, hangout atau sekedar nonton kerap kali ada pada pertemanan anak-anak milenial. Saat itu, tentu saja mereka pun harus menggelontorkan sejumlah uang untuk fasilitas semua kegiatan.
Masalah Keuangan Anak Milenial
Ada beberapa masalah keuangan bagi generasi milenial yang perlu kita ketahui. Hal ini untuk memudahkan kita mencari solusi agar masa depan bisa lebih terarah.
1. Gaya Hidup Mahal
Faktor utama dalam masalah keuangan para generasi milenial adalah gaya hidup yang mahal. Mereka akan selalu mengutamakan fashion. Biar nggak menjadi anak yang udik dan kampungan katanya.
Selain itu, para generasi milenial ini kerap kali menyukai hobi-hobi yang harus mengeluarkan biaya cukup mahal. Sebut saja traveling, kulineran sampai sekedar jajan kopi setiap hari dengan dalih nongkrong bersama teman.
Nggak masalah sebenarnya memiliki gaya hidup yang mahal. Asal, kita mampu mengatur keuangan dengan baik. Kalau perlu segera pikirkan ide bisnis untuk anak muda. Agar kita juga memiliki pemasukan yang bisa untuk membiayai gaya hidup yang mahal tersebut.
2. Impulsif dan Konsumtif
Pernah nggak sih kita berencana hangout untuk sekedar window shoping, eh ternyata ketika pulang malah bawa belanjaan segambreng?
Nengok ada barang yang lucu dikit, kita beli. Ada baju yang motifnya bagus malah langsung nyoba dan beli. Terus tas selempang yang cantik juga terus masuk keranjang.
Itu namanya impulsif dan konsumtif. Kita perlu segera mengendalikannya. Apalagi saat barang-barang tersebut bukanlah barang yang menjadi kebutuhan kita.
Hal ini bisa saja mengganggu masalah keuangan generasi milenial.
3. Mudah Berutang juga Bagian dari Masalah Keuangan Anak Milenial
Masalah kebiasaan berbelanja secara impulsif dan konsumtif tadi, bisa berimbas pada kondisi keuangan. Bukan nggak mungkin barang-barang itu terbeli dengan cara kredit.
“Ah nggak papalah kredit. Yang penting ‘kan kita bisa bayar.”
Mungkin benar, kita bisa membayar tagihannya secara berkala dan tepat waktu. Permasalahannya adalah ketika kita memiliki utang, maka keuangan kita akan sulit berkembang.
Kita akan kesulitan menabung apalagi menginvestasikan dana yang kita miliki. Oleh karena itu, akan lebih baik jika kita menghindarkan diri dari utang. Terutama untuk barang-barang yang nggak kita butuhkan.
4. Nggak Memiliki Rencana Keuangan
Apa yang kalian lakukan sesaat setelah menerima gaji, Gengs? Makan-makan, shoping, nonton dan lain-lain. Atau kalian sudah memiliki anggaran bulanan yang sudah tersusun?
Bukan nggak mungkin kalau ternyata ada anak milenial yang nggak memiliki rencana keuangan sama sekali. Jadi, setelah menerima gaji ya langsung menyenangkan diri. Nggak memikirkan harus menyisihkan sebagian gaji untuk menabung atau berinvestasi.
Jelas sekali. Ini adalah masalah para milenial.
5. Tidak Memikirkan Masa Depan
Boro-boro memikirkan masa depan. Kadang para milenial berpikir hidup hanya sekali. Kata kerennya sih YOLO (You Only Live Once). Jadi, nikmati masa mudamu. Yah semacam itulah.
6. Tidak Menabung Apalagi Berinvestasi
Akibatnya, semua gaji hanya cukup untuk biaya hidup dan bersenang-senang. Kadang malah nggak cukup dan kemudian berhutang.
Selanjutnya bisa ditebak dengan mudah. Kita nggak bisa lagi menabung. Buang jauh-jauh pikiran untuk berinvestasi.
Kenali Masalah Keuangan Anak Milenial Pada Diri Kita Yuk
Lantas mari kita instrospeksi diri. Apakah ada salah satu dari keenam masalah tersebut yang ada dalam diri kita? Kalau iya, mari segera berbenah!
Masa depan tentu akan lebih indah. Jika kita sudah mempersiapkannya dengan baik. Semoga bermanfaat.
Hampir semua aku mba pada masanya hehe. Aku termasuk generasi milenial yang lumayan hedon dan loyal. Tp sekarang semenjak menikah, aku menyesal melakukan itu semua huhu. Makanya aku gak mau lagi seperti itu. No hutang no hedon. Hidup cukup aja udah dan jangan lupa bersyukur
Menarik isi tulisannya, tapi saya yakin pasti ada sebagian dari generasi milenial ini yang justru memiliki kemampuan mengelola keuangan lebih baik ya, Mbak? Seperti sebagian mereka yang sudah mapan secara ekonomi di usia 20 tahunan.
Masih PR bagiku soal perencanaan keuangan ini (padahal bukan milenial) hihi
Semangat belajar kelola keuangan, minimal ga berhutang start dari yang kecil-kecil dulu nih.
Mumpung sebentar lagi tahun baru, bagus juga nih kalau misal jadi resolusi pengelolaan keuangan di tahun depan lebih baik.
Benar sekali yang ditulis mbak yuni di atas. Masalah keuangan anak milenial memang sangat kompleks. Kalau tidak ada perencanaan yang tepat, bisa dipastikan, gaji mereka akan habis hanya untuk memenuhi tuntutan gaya hidup. Padahal masih banyak kebutuhan yang seharusnya menjadi prioritas.
Wah saya generasi milenial nih. Dari keenam itu, saya belum terapkan betul tentang investasi, masih harus banyak belajar. Terima kasih remindernya
Anak sekarang memang berbeda dengan zaman dulu ya…
Anak sekarang banyak sekali godaan menikmati gaya hidup yang memerlukan biaya yang tidak sedikit.
Sepertinya memang penting banget mengenalkan literasi keuangan untuk generasi milenial. Supaya kondisi keuangan mereka tetap sehat.